January
12
Tak mengherankan para orang yang terbiasa super sibuk tak bisa mengingat apa yang mereka lakukan hari kemarin. Sebuah studi menemukan bahwa belajar sambil melakukan berbagai hal membuahkan hasil kemampuan mengingat berkurang, termasuk pada hal yang sudah dipelajari.
Jika Anda mempelajari sesuatu sambil mengerjakan hal-hal lain, dalam artian konsentrasi terpecah, maka hasil yang Anda pelajari akan berbeda, dalam artian menjadi kurang fleksibel" ujar Russell Poldrack, seorang penulis senior yang juga seorang associate professor psikologi di University of California, Los Angeles. "Kurang fleksibel" dalam hal ini berarti bahwa ingatan akan lebih mengikat terhadap kondisi khusus saat Anda mempelajarinya," dan kurang mudah mengingat saat kondisinya berubah, imbuh Poldrack.
Tim yang dipimpin Poldrack mengumumkan temuan itu pada edisi terbaru Proceedings of the National Academy of Sciences. Para pakar sudah lama mengetahui bahwa ingatan dalam bentuk berbeda diproses oleh sistem berbeda di otak.
"Dalam 25 tahun terakhir, kami telah melakukan kemajuan berarti dalam menggambarkan sistem ingatan yang berbeda pada otak manusia," ujar Anthony Wagner, asisten guru besar psikologi dan ilmu saraf di Stanford University. "Data ekstensif menunjukkan baha tidak ada sistem memori tunggal namun sesungguhnya sistem memori berganda," ujarnya.
Memori deklaratif : adalah kemampuan untuk mengingat pengalaman hidup, seperti apa yang Anda makan saat sarapan.
Memori prosedural : lebih kepada bagaimana mempelajari hal-hal, seperti bermain tenis atau memecahkan soal matematika.
"Pertanyaan mendasar mulai menangkap bidang apakah (sistem ini) berinteraksi serta bagaimana mereka berinteraksi," ujar Wagner.
Hipotesa laboratorium Poldrack bahwa memori deklaratif dan prosedural mungkin sesungguhnya saling bersaing satu sama lain. Untuk menguji hipotesa tersebut, para peneliti mengalami bagaimana gangguan atau melakukan pekerjaan beberapa hal sekaligus mungkin menyebabkan orang kurang menggantungkan pada memori deklaratif dan lebih bergantung pada memori prosedural.
Perbedaan ini menjadi penting. "Memori deklaratif jauh lebih fleksibel," ujar Poldrack. "Jika saya bertanya Anda sarapan apa, tak masalah dimana Anda berada. Namun jika saya bertanya nomor telepon, mungkin Anda akan menggunakan jari-jari untuk menghitung. Itu hanyalah cara bagaimana Anda mengetahui bagaimana melakukan hal itu."
Dalam studi tersebut, Poldrack dan rekan penelitinya memperlihatkan kartu-kartu kepada 14 relawan, dan meminta para relawan untuk menggolongkan kartu-kartu tersebut menjadi dua kategori. Para relawan pertama bekerja fokus hanya pada tugasnya, dan kemudian melakukan hal yang sama namun sambil melakukan hal lain pada saat yang sama. Semua tugas yang dikerjakan peserta diperiksa dengan MRI scanner sehingga para peneliti dapat mengobservasi fungsi otaknya.
Kelompok Poldrack menemukan bahwa hal yang dipelajari tanpa gangguan melibatkan sistem memori deklaratif. Di sisi lain,"Hal yang dipelajari di bawah gangguan menggantungkan wilayah otak yang melibatkan memori prosedural," imbuh Poldrack.
Jadi, intinya, pesan bagi orang super sibuk adalah,"Saat kita belajar melakukan sesuatu sementara kita juga melakukan tugas lain, kita sedang mengubah bagaimana otak kita belajar dan jenis pengetahuan yang kita dapatkan," lanjutnya.
Wagner mengomentari studi tersebut 'mendukung posisi bahwa memori deklaratif akan terhalangi oleh perhatian yang terpecah". Makanya, jangan melakukan pekerjaan beberapa hal sekaligus jika ingin hasilnya optimal!
Jika Anda mempelajari sesuatu sambil mengerjakan hal-hal lain, dalam artian konsentrasi terpecah, maka hasil yang Anda pelajari akan berbeda, dalam artian menjadi kurang fleksibel" ujar Russell Poldrack, seorang penulis senior yang juga seorang associate professor psikologi di University of California, Los Angeles. "Kurang fleksibel" dalam hal ini berarti bahwa ingatan akan lebih mengikat terhadap kondisi khusus saat Anda mempelajarinya," dan kurang mudah mengingat saat kondisinya berubah, imbuh Poldrack.
Tim yang dipimpin Poldrack mengumumkan temuan itu pada edisi terbaru Proceedings of the National Academy of Sciences. Para pakar sudah lama mengetahui bahwa ingatan dalam bentuk berbeda diproses oleh sistem berbeda di otak.
"Dalam 25 tahun terakhir, kami telah melakukan kemajuan berarti dalam menggambarkan sistem ingatan yang berbeda pada otak manusia," ujar Anthony Wagner, asisten guru besar psikologi dan ilmu saraf di Stanford University. "Data ekstensif menunjukkan baha tidak ada sistem memori tunggal namun sesungguhnya sistem memori berganda," ujarnya.
Memori deklaratif : adalah kemampuan untuk mengingat pengalaman hidup, seperti apa yang Anda makan saat sarapan.
Memori prosedural : lebih kepada bagaimana mempelajari hal-hal, seperti bermain tenis atau memecahkan soal matematika.
"Pertanyaan mendasar mulai menangkap bidang apakah (sistem ini) berinteraksi serta bagaimana mereka berinteraksi," ujar Wagner.
Hipotesa laboratorium Poldrack bahwa memori deklaratif dan prosedural mungkin sesungguhnya saling bersaing satu sama lain. Untuk menguji hipotesa tersebut, para peneliti mengalami bagaimana gangguan atau melakukan pekerjaan beberapa hal sekaligus mungkin menyebabkan orang kurang menggantungkan pada memori deklaratif dan lebih bergantung pada memori prosedural.
Perbedaan ini menjadi penting. "Memori deklaratif jauh lebih fleksibel," ujar Poldrack. "Jika saya bertanya Anda sarapan apa, tak masalah dimana Anda berada. Namun jika saya bertanya nomor telepon, mungkin Anda akan menggunakan jari-jari untuk menghitung. Itu hanyalah cara bagaimana Anda mengetahui bagaimana melakukan hal itu."
Dalam studi tersebut, Poldrack dan rekan penelitinya memperlihatkan kartu-kartu kepada 14 relawan, dan meminta para relawan untuk menggolongkan kartu-kartu tersebut menjadi dua kategori. Para relawan pertama bekerja fokus hanya pada tugasnya, dan kemudian melakukan hal yang sama namun sambil melakukan hal lain pada saat yang sama. Semua tugas yang dikerjakan peserta diperiksa dengan MRI scanner sehingga para peneliti dapat mengobservasi fungsi otaknya.
Kelompok Poldrack menemukan bahwa hal yang dipelajari tanpa gangguan melibatkan sistem memori deklaratif. Di sisi lain,"Hal yang dipelajari di bawah gangguan menggantungkan wilayah otak yang melibatkan memori prosedural," imbuh Poldrack.
Jadi, intinya, pesan bagi orang super sibuk adalah,"Saat kita belajar melakukan sesuatu sementara kita juga melakukan tugas lain, kita sedang mengubah bagaimana otak kita belajar dan jenis pengetahuan yang kita dapatkan," lanjutnya.
Wagner mengomentari studi tersebut 'mendukung posisi bahwa memori deklaratif akan terhalangi oleh perhatian yang terpecah". Makanya, jangan melakukan pekerjaan beberapa hal sekaligus jika ingin hasilnya optimal!
0 Comments