Untuk menjadi pebisnis rumah tangga yang sukses kita bisa memanfaatkan rute yang pernah dijalani oleh para pebisnis sebelumnya. Sukatna

Mulailah Berbisnis Ketika Karir Anda Mentok


Bagi Anda wanita karir, Anda sendirilah yang bisa menilai pada titik mana karir Anda mentok. Biasanya, karir terkait erat dengan kualifikasi pendidikan dan kompetensi. Kalau Anda merasa jabatan yang Anda pegang sekarang adalah jenjang tertinggi sudah saatnya Anda mempertimbangkan untuk memulai bisnis di rumah. Sebelum Anda memutuskan untuk meninggalkan karir Anda, manfaatkanlah untuk membina jaringan. Siapa tahu jaringan ini akan sangat bermanfaat ketika Anda memulai bisnis.

Kenalilah Potensi Diri Anda dan Optimalkan


Andalah yang paling tahu potensi diri sendiri. Mulailah untuk mengoptimalkan potensi diri Anda yang dikaitkan dengan jenis bisnis yang akan digeluti. Misalnya Anda seorang sekretaris yang memiliki kemampuan menjahit tetapi selama ini terabaikan karena rutinitas pekerjaan kantor, sebaiknya Anda memulai lagi mengasah kemampuan menjahit dan mulai melihat-lihat tren mode. Ini akan menjadi data base ketika Anda benar-benar terjun menjadi pebisnis rumah tangga yang memproduksi busana.

Mintalah Izin Kepada Suami

Mungkin ini kelihatannya sepele. Tetapi jangan diremehkan. Menjalankan bisnis tidak selalu berjalan mulus. Tanpa seizin atau ridho suami alih-alih bisa sukses berbisnis justru di kemudian hari—ketika kendala menghadang—bisa menjadi sumber pertengkaran. Dengan adanya izin suami besar kemungkinan suami akan ikut mencari solusinya ketika bisnis menumbuk masalah.

Manfaatkan Teknologi

Berbisnis dari rumah jelas memiliki keterbatasan dibandingkan kalau kita berbisnis dari kantor di pusat bisnis. Untuk menutupi kelemahan itu, Anda harus memaksimalkan teknologi, terutama teknologi komunikasi. Anda bisa menggunakan telepon untuk menghubungi teman-teman lama yang potensial menjadi pelanggan. Anda juga bisa memanfaatkan teknologi internet sehingga produk Anda bisa diakses dari mana pun, bahkan tak terhalang oleh batasan wilayah negara.

Disiplin Keuangan

Salah satu kendala yang menggoda adalah masalah keuangan. Jangan pernah mencampuradukkan uang bisnis dengan uang belanja keluarga. Kalaupun terpaksa mengambil uang belanja untuk bisnis harus diperlakukan sebagai utang, demikian juga sebaliknya. Ini sebagai cara untuk memonitor apakah bisnis tersebut menguntungkan atau tidak. Sekalipun untung kalau hasil bisnis terlalu banyak dilarikan ke pos belanja keluarga, perkembangan bisnis akan seret karena untuk ekspansi usaha dibutuhkan modal yang lebih besar.

Banyaklah Beramal

Sepintas anjuran ini kelihatan tidak ada relevansinya dengan bisnis. Tetapi dari beberapa pengusaha sukses yang pernah kita jumpai adalah orang-orang yang suka beramal. Bahkan di Amerika Serikat CEO-CEO dari perusahaan berkinerja terbaik adalah pribadi-pribadi yang suka beramal .