January
12
Menurut definisi yang dipopulerkan oleh Asian Productivity Organization (APO), terminologi 'produktivitas' berhubungan dengan output barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan input atau jumlah sumber daya yang digunakan dalam proses produksi atau layanan.
Input meliputi tenaga kerja, bahan baku, mesin, dan energi yang digunakan. Pada dasarnya, produktivitas menekankan pada tingkat efisiensi dalam menghasilkan output. Dengan kata lain, jika suatu produk atau jasa dihasilkan dengan biaya produksi atau layanan serendah mungkin tetapi berkualitas tinggi, serta dapat dijual di pasar pada tingkat harga jual yang bersaing, maka produk tersebut dikatakan mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi.
Konsep produktivitas dapat dijelaskan secara sederhana dengan persamaan: Produktivitas = Output/Input
Persamaan di atas menunjukkan bahwa tujuan produktivitas adalah untuk memaksimalkan output dan meminimalkan input. Produktivitas dapat juga didefinisikan sebagai jumlah dari tingkat efisiensi dan efektivitas seperti persamaan berikut ini : Produktivitas = Efisiensi + Efektivitas
Seiring dengan berjalannya waktu, konsep produktivitas mengalami perubahan, sehingga tidak hanya menunjukkan rasio efisiensi. Bermula dari isu biaya dan kualitas, konsep produktivitas dewasa ini telah berkembang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan masalah sosial, seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan keamanan kerja, mengentaskan kemiskinan, konservasi sumber daya, dan penyelamatan lingkungan hidup.
Banyak cara untuk meningkatkan produktivitas. APO maupun lembaga sejenisnya di Indonesia yaitu Lembaga Produktivitas Nasional terus menerus mendorong pengenalan dan penerapan konsep TQM (Total Quality Management), QMS (Quality Management System), ISO 9000, ISO 14000, ISO 22000, Kaizen, Knowledge Management, 3R atau 5 S yang bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas.
Konsep 3R Aktifitas 3R (reduce, recycle, reuse) merupakan dasar dari berbagai usaha untuk megurangi limbah dan mengoptimalkan proses produksi. Reduce berarti menggunakan input yang lebih sedikit -termasuk bahan baku dan energi- sehingga pengaruhnya terhadap lingkungan hidup menjadi lebih kecil karena limbah produksi yang dihasilkan juga lebih sedikit.
Recycle atau mendaur-ulang berarti memasukkan kembali limbah produksi ke dalam sistem produksi, baik untuk menghasilkan produk yang sama seperti yang diproduksi sebelumnya, maupun untuk menghasilkan produk baru lainnya. Reuse berarti menggunakan kembali limbah produksi secara berulang-ulang untuk menghasilkan produk atau jasa yang sama.
Konsep 3R mempunyai makna yang lebih luas dari hanya sekedar aktifitas atau program, karena 3R sesungguhnya merupakan filosogi perusahaan yang 'ditularkan' ke semua jajaran karyawan. Konsep 3R tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan indeks produktivitas, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.
Konsep 5S. Konsep 5S (sort, systematize, sweep, sanitize, self-dicipline) atau pengelolaan pabrik yang baik berasal dari bahasa Jepang (seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke) yang pada dasarnya merupakan prinsip pengurangan limbah produksi melalui lingkungan kerja yang baik. Prinsip ini menyatakan bahwa lingkungan kerja yang kotor dan tidak rapi akan menciptakan ketidakproduktifan.
Semua orang akan lebih senang bekerja di lingkungan yang bersih dan rapi. Oleh karena itu 5S merupakan elemen inti dari 'berpikir jernih' dan 'tempat kerja yang nyaman', serta merupakan prinsip dasar bagi semua pabrik berkelas dunia.
Konsep 5S merupakan fondasi dari semua program pengembangan kualitas. Sering pula dikatakan bahwa jalan menuju produktivitas dimulai dari 5S. Dan melalui 5S dapat diciptakan perusahaan dengan produktivitas maksimal.
Dan 5S bukan hanya sekadar daftar sejumlah tindakan yang perlu dilakukan, tetapi lebih merupakan konsep terintegrasi dari serangkaian tindakan, kondisi, dan budaya. Sort (seiri) menunjukkan tindakan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi semua item yang tidak perlu ada di tempat kerja. Systematize (seiton) merupakan tindakan untuk meletakkan semua hal yang diperlukan secara rapi.
Sweep (seiso) juga menunjukkan tindakan untuk membersihkan tempat kerja semaksimal mungkin. Sanitize (seiketsu) adalah kondisi yang menerapkan usaha pengelolaan tempat kerja berstandar tinggi, sehingga tidak ada debu, karat, ataupun kotoran lainnya yang berserakan.
Self-dicipline (shitsuke) adalah kondisi yang menunjuukan bahwa semua karyawan perusahaan telah menerapkan 5S di atas secara spontan dan bersungguh-sungguh, hingga akhirnya menjadi budaya perusahaan
Input meliputi tenaga kerja, bahan baku, mesin, dan energi yang digunakan. Pada dasarnya, produktivitas menekankan pada tingkat efisiensi dalam menghasilkan output. Dengan kata lain, jika suatu produk atau jasa dihasilkan dengan biaya produksi atau layanan serendah mungkin tetapi berkualitas tinggi, serta dapat dijual di pasar pada tingkat harga jual yang bersaing, maka produk tersebut dikatakan mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi.
Konsep produktivitas dapat dijelaskan secara sederhana dengan persamaan: Produktivitas = Output/Input
Persamaan di atas menunjukkan bahwa tujuan produktivitas adalah untuk memaksimalkan output dan meminimalkan input. Produktivitas dapat juga didefinisikan sebagai jumlah dari tingkat efisiensi dan efektivitas seperti persamaan berikut ini : Produktivitas = Efisiensi + Efektivitas
Seiring dengan berjalannya waktu, konsep produktivitas mengalami perubahan, sehingga tidak hanya menunjukkan rasio efisiensi. Bermula dari isu biaya dan kualitas, konsep produktivitas dewasa ini telah berkembang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan masalah sosial, seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan keamanan kerja, mengentaskan kemiskinan, konservasi sumber daya, dan penyelamatan lingkungan hidup.
Banyak cara untuk meningkatkan produktivitas. APO maupun lembaga sejenisnya di Indonesia yaitu Lembaga Produktivitas Nasional terus menerus mendorong pengenalan dan penerapan konsep TQM (Total Quality Management), QMS (Quality Management System), ISO 9000, ISO 14000, ISO 22000, Kaizen, Knowledge Management, 3R atau 5 S yang bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas.
Konsep 3R Aktifitas 3R (reduce, recycle, reuse) merupakan dasar dari berbagai usaha untuk megurangi limbah dan mengoptimalkan proses produksi. Reduce berarti menggunakan input yang lebih sedikit -termasuk bahan baku dan energi- sehingga pengaruhnya terhadap lingkungan hidup menjadi lebih kecil karena limbah produksi yang dihasilkan juga lebih sedikit.
Recycle atau mendaur-ulang berarti memasukkan kembali limbah produksi ke dalam sistem produksi, baik untuk menghasilkan produk yang sama seperti yang diproduksi sebelumnya, maupun untuk menghasilkan produk baru lainnya. Reuse berarti menggunakan kembali limbah produksi secara berulang-ulang untuk menghasilkan produk atau jasa yang sama.
Konsep 3R mempunyai makna yang lebih luas dari hanya sekedar aktifitas atau program, karena 3R sesungguhnya merupakan filosogi perusahaan yang 'ditularkan' ke semua jajaran karyawan. Konsep 3R tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan indeks produktivitas, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.
Konsep 5S. Konsep 5S (sort, systematize, sweep, sanitize, self-dicipline) atau pengelolaan pabrik yang baik berasal dari bahasa Jepang (seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke) yang pada dasarnya merupakan prinsip pengurangan limbah produksi melalui lingkungan kerja yang baik. Prinsip ini menyatakan bahwa lingkungan kerja yang kotor dan tidak rapi akan menciptakan ketidakproduktifan.
Semua orang akan lebih senang bekerja di lingkungan yang bersih dan rapi. Oleh karena itu 5S merupakan elemen inti dari 'berpikir jernih' dan 'tempat kerja yang nyaman', serta merupakan prinsip dasar bagi semua pabrik berkelas dunia.
Konsep 5S merupakan fondasi dari semua program pengembangan kualitas. Sering pula dikatakan bahwa jalan menuju produktivitas dimulai dari 5S. Dan melalui 5S dapat diciptakan perusahaan dengan produktivitas maksimal.
Dan 5S bukan hanya sekadar daftar sejumlah tindakan yang perlu dilakukan, tetapi lebih merupakan konsep terintegrasi dari serangkaian tindakan, kondisi, dan budaya. Sort (seiri) menunjukkan tindakan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi semua item yang tidak perlu ada di tempat kerja. Systematize (seiton) merupakan tindakan untuk meletakkan semua hal yang diperlukan secara rapi.
Sweep (seiso) juga menunjukkan tindakan untuk membersihkan tempat kerja semaksimal mungkin. Sanitize (seiketsu) adalah kondisi yang menerapkan usaha pengelolaan tempat kerja berstandar tinggi, sehingga tidak ada debu, karat, ataupun kotoran lainnya yang berserakan.
Self-dicipline (shitsuke) adalah kondisi yang menunjuukan bahwa semua karyawan perusahaan telah menerapkan 5S di atas secara spontan dan bersungguh-sungguh, hingga akhirnya menjadi budaya perusahaan
0 Comments