January
12
Mampukah Anda beradaptasi pada setiap lingkungan atau komunitas yang Anda masuki? Orang-orang yang sukses telah membuktikan, adaptasi yang mereka lakukan terhadap lingkungannya, membuat mereka menjadi lebih baik.
Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti acara berkemah selama empat hari di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Acara itu diadakan oleh satu komunitas eksekutif muda Jakarta. Lokasi berkemah terletak di kaki sebuah bukit, dengan aliran air sungai yang jernih melintas di samping lokasi perkemahan. Suasana dingin, sejuk dan tenang langsung terasa begitu kita memasuki area tersebut. Ditambah dengan suara kicauan burung yang merdu, benar-benar tempat yang indah dan ideal untuk sejenak melupakan Jakarta.
Awalnya, keindahan suasana berkemah tampaknya bisa berlangsung terns selama empat hari. Namun, bayangan tersebut terusik ketika gerutuan peserta mulai muncul pada sore hari, ketika mereka hendak mandi. Dengan jumlah kamar mandi yang hanya empat buah dan jumlah peserta yang 200an orang lebih, terlihat antrean yang panjang sekali. Setelah beberapa saat, mulai ada beberapa peserta yang keluar dari barisan.
Beberapa memilih tidak mandi, sementara yang lainnya mencoba mandi di sungai. Untuk menuju ke sungai pun bukan masalah yang mudah, karena harus mendaki bukit sejauh beberapa ratus meter, dengan medan yang terjal dan tanah yang berlumpur. Gerutuan kedua terjadi keesokan harinya. Beberapa peserta mengeluhkan udara yang terlalu dingin, tanah yang terlalu keras untuk ditiduri, tenda yang terlalu sempit, jadwal acara yang terlalu ketat, dan sebagainya.
Para peserta yang sebagian besar adalah para eksekutif muda nampak kaget dengan perubahan yang drastis ini. Mereka yang biasanya menikmati suasana AC (air conditioning) yang dingin, kursi yang empuk, keluar masuk gedung dan hotel mewah, kemana-mana naik mobil, kini dihadapkan pada situasi yang sangat 'primitif'.
Di awal hari ketiga, ada beberapa peserta yang "menyerah". Mereka secepatnya angkat kaki dari lokasi perkemahan dan kembali ke Jakarta. Tapi di hari ketiga ini ada satu "keajaiban" : Tidak ada sama sekali gerutuan dari para peserta yang masih tinggal. Mereka enjoy saja untuk antre, mandi di sungai, maupun tidur di tanah keras. Kehidupan yang tidak menyenangkan selama dua hari sebelumnya seolah sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka.
Pikiran mereka lebih fokus untuk menikmati situasi yang ada, networking dengan sesama peserta, dan tampak gembira mengikuti acara-acara perkemahan. Dan pada hari terakhir, para peserta malah terasa berat meninggalkan tempat itu untuk kembali ke Jakarta.
Sama seperti situasi yang saya hadapi dalam perkemahan tersebut, kita semua dalam kehidupan ini, akan selalu menghadapi situasi yang memaksa kita untuk beradaptasi. Anda yang saat ini bekerja sebagai seorang profesional di kantor misalnya, mungkin akan menghadapi situasi pimpinan yang galak, jam kantor yang ketat, jatah telepon yang dibatasi, akses Internet yang dibatasi, teman kantor yang hobi ngegosip, rekan kerja yang mungkin iri dengan prestasi kerja Anda yang melesat, atau situasi kemacetan yang Anda hadapi setiap hari. Sanggupkah Anda beradaptasi menghadapi itu semua?
Bisa tidaknya seseorang beradaptasi dengan lingkungannya bisa dilihat dari cara mereka berbicara. Mereka yang bisa beradaptasi dengan baik akan lebih banyak bicara hal-hal yang positif, selalu bangga akan kantornya, akan pekerjaannya, akan hal-hal penting yang telah mereka lakukan selama ini. Sedang mereka yang tidak bisa beradaptasi akan selalu mengeluh terhadap hal-hal negatif di lingkungannya. Mereka berharap, lingkungan yang akan menyesuaikan diri dengan keinginan mereka. Suatu hal yang jelas tidak mungkin.
Bagi mereka yang tidak mau atau tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya, sebenarnya ada pilihan lain. Keluar dari lingkungan tersebut dan mencari lingkungan lain yang "lebih sesuai" dengan kemauannya. Tapi inipun juga bukan hal yang mudah, karena lingkungan lainpun telah mempunyai ciri sendiri, belum tentu lingkungan ini cocok dengan mereka. Itulah sebabnya kita seringkali melihat seseorang yang selalu berganti-ganti pekerjaan dalam waktu yang singkat, dengan alasan yang sangat klasik, tidak ada kecocokan.
Satu hal yang pasti, mereka yang tidak mampu untuk beradaptasi lambat laun akan "punah ; bukan dalam artian fisik, namun lebih ke arah perkembangan mental, karena setiap apa yang mereka kerjakan, selalu merupakan beban untuk mereka. Sehingga mereka lebih bekerja dengan
tenaga, daripada dengan pikiran dan hati. Jadi inti dari adaptasi disini bukan MANA LINGKUNGAN YANG COCOK DENGAN SAYA, NAMUN BAGAIMANA SAYA MENCOCOKKAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN SAYA.
Bagaimana dengan diri Anda saat ini, seberapakah adaptasi yang telah Anda lakukan dengan lingkungan Anda di kantor, di rumah tangga, di kehidupan bertetangga, di komunitas eksekutif tempat Anda bergabung, maupun di lingkungan-lingkungan lain tempat Anda bersosialisasi?
Semakin besar Adaptasi yang Anda lakukan, semakin kuat peranan Anda di dalam lingkungan tersebut. Orang-orang yang sukses telah membuktikan, adaptasi yang mereka lakukan bukan berarti mereka pasrah 100 % terhadap lingkungannya. Namun mampu bekerja sama dengan lingkungannya untuk menjadi lebih baik. Lakukan adaptasi, dan dapatkan hasilnya. Selamat beradaptasi!
Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti acara berkemah selama empat hari di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Acara itu diadakan oleh satu komunitas eksekutif muda Jakarta. Lokasi berkemah terletak di kaki sebuah bukit, dengan aliran air sungai yang jernih melintas di samping lokasi perkemahan. Suasana dingin, sejuk dan tenang langsung terasa begitu kita memasuki area tersebut. Ditambah dengan suara kicauan burung yang merdu, benar-benar tempat yang indah dan ideal untuk sejenak melupakan Jakarta.
Awalnya, keindahan suasana berkemah tampaknya bisa berlangsung terns selama empat hari. Namun, bayangan tersebut terusik ketika gerutuan peserta mulai muncul pada sore hari, ketika mereka hendak mandi. Dengan jumlah kamar mandi yang hanya empat buah dan jumlah peserta yang 200an orang lebih, terlihat antrean yang panjang sekali. Setelah beberapa saat, mulai ada beberapa peserta yang keluar dari barisan.
Beberapa memilih tidak mandi, sementara yang lainnya mencoba mandi di sungai. Untuk menuju ke sungai pun bukan masalah yang mudah, karena harus mendaki bukit sejauh beberapa ratus meter, dengan medan yang terjal dan tanah yang berlumpur. Gerutuan kedua terjadi keesokan harinya. Beberapa peserta mengeluhkan udara yang terlalu dingin, tanah yang terlalu keras untuk ditiduri, tenda yang terlalu sempit, jadwal acara yang terlalu ketat, dan sebagainya.
Para peserta yang sebagian besar adalah para eksekutif muda nampak kaget dengan perubahan yang drastis ini. Mereka yang biasanya menikmati suasana AC (air conditioning) yang dingin, kursi yang empuk, keluar masuk gedung dan hotel mewah, kemana-mana naik mobil, kini dihadapkan pada situasi yang sangat 'primitif'.
Di awal hari ketiga, ada beberapa peserta yang "menyerah". Mereka secepatnya angkat kaki dari lokasi perkemahan dan kembali ke Jakarta. Tapi di hari ketiga ini ada satu "keajaiban" : Tidak ada sama sekali gerutuan dari para peserta yang masih tinggal. Mereka enjoy saja untuk antre, mandi di sungai, maupun tidur di tanah keras. Kehidupan yang tidak menyenangkan selama dua hari sebelumnya seolah sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka.
Pikiran mereka lebih fokus untuk menikmati situasi yang ada, networking dengan sesama peserta, dan tampak gembira mengikuti acara-acara perkemahan. Dan pada hari terakhir, para peserta malah terasa berat meninggalkan tempat itu untuk kembali ke Jakarta.
Sama seperti situasi yang saya hadapi dalam perkemahan tersebut, kita semua dalam kehidupan ini, akan selalu menghadapi situasi yang memaksa kita untuk beradaptasi. Anda yang saat ini bekerja sebagai seorang profesional di kantor misalnya, mungkin akan menghadapi situasi pimpinan yang galak, jam kantor yang ketat, jatah telepon yang dibatasi, akses Internet yang dibatasi, teman kantor yang hobi ngegosip, rekan kerja yang mungkin iri dengan prestasi kerja Anda yang melesat, atau situasi kemacetan yang Anda hadapi setiap hari. Sanggupkah Anda beradaptasi menghadapi itu semua?
Bisa tidaknya seseorang beradaptasi dengan lingkungannya bisa dilihat dari cara mereka berbicara. Mereka yang bisa beradaptasi dengan baik akan lebih banyak bicara hal-hal yang positif, selalu bangga akan kantornya, akan pekerjaannya, akan hal-hal penting yang telah mereka lakukan selama ini. Sedang mereka yang tidak bisa beradaptasi akan selalu mengeluh terhadap hal-hal negatif di lingkungannya. Mereka berharap, lingkungan yang akan menyesuaikan diri dengan keinginan mereka. Suatu hal yang jelas tidak mungkin.
Bagi mereka yang tidak mau atau tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya, sebenarnya ada pilihan lain. Keluar dari lingkungan tersebut dan mencari lingkungan lain yang "lebih sesuai" dengan kemauannya. Tapi inipun juga bukan hal yang mudah, karena lingkungan lainpun telah mempunyai ciri sendiri, belum tentu lingkungan ini cocok dengan mereka. Itulah sebabnya kita seringkali melihat seseorang yang selalu berganti-ganti pekerjaan dalam waktu yang singkat, dengan alasan yang sangat klasik, tidak ada kecocokan.
Satu hal yang pasti, mereka yang tidak mampu untuk beradaptasi lambat laun akan "punah ; bukan dalam artian fisik, namun lebih ke arah perkembangan mental, karena setiap apa yang mereka kerjakan, selalu merupakan beban untuk mereka. Sehingga mereka lebih bekerja dengan
tenaga, daripada dengan pikiran dan hati. Jadi inti dari adaptasi disini bukan MANA LINGKUNGAN YANG COCOK DENGAN SAYA, NAMUN BAGAIMANA SAYA MENCOCOKKAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN SAYA.
Bagaimana dengan diri Anda saat ini, seberapakah adaptasi yang telah Anda lakukan dengan lingkungan Anda di kantor, di rumah tangga, di kehidupan bertetangga, di komunitas eksekutif tempat Anda bergabung, maupun di lingkungan-lingkungan lain tempat Anda bersosialisasi?
Semakin besar Adaptasi yang Anda lakukan, semakin kuat peranan Anda di dalam lingkungan tersebut. Orang-orang yang sukses telah membuktikan, adaptasi yang mereka lakukan bukan berarti mereka pasrah 100 % terhadap lingkungannya. Namun mampu bekerja sama dengan lingkungannya untuk menjadi lebih baik. Lakukan adaptasi, dan dapatkan hasilnya. Selamat beradaptasi!
0 Comments