January
12
Kompetisi memang perlu terus dijaga agar selalu ada lawan tanding untuk mengukur kemampuan perusahaan, sekaligus untuk membuat segenap personel perusahaan selalu waspada. Kompetisi juga membuat perusahaan terus waspada pada perubahan lingkungan bisnisnya
Krisis ekonomi beberapa tahun lalu masih menyisakan memori yang kurang mengenakkan. Semua pihak masih was-was. Perbankan dan pemerintah, dan bahkan juga pelaku bisnis properti, menjadi lebih berhati-hati untuk mengembangkan bisnisnya.
Tetapi apakah kehati-hatian yang sangat tinggi tersebut perlu terus berlanjut? Apakah lalu pembangunan perlu direm? Tentu saja tidak, karena masyarakat, pemerintah, dan pelaku bisnis memerlukan pembangunan properti secara terus-menerus. Pelaku bisnis peroperti, seperti juga PT Bakrieland Development, harus terus membangun. Dengan terus membangun maka perusahaan bisa terus bertahan dan tetap maju
Sebaliknya, perusahaan bisa "terbunuh" jika tidak melakukan dan mendorong kemajuan bisnisnya, meskipun situasi sedang sulit. Beberapa kemungkinan terburuk terjadinya situasi "terbunuh" atau "saling bunuh' dalam kompetisi bisnis adalah: "terbunuh" kompetitor, "terbunuh" perubahan lingkungan kompetisi, atau "terbunuh' diri sendiri".
Kemungkinan pertama, yaitu "terbunuh" oleh kompetitor merupakan kondisi yang paling mudah terlihat, dan oleh karena itu selayaknya kondisi ini paling mudah untuk diantisipasi dan diatasi. Agar tidak terbunuh oleh kompetitor maka pengelola perusahaan dan segenap personilnya perlu terus menerus melakukan penyempurnaan strategi kompetisi berdasarkan rumusan competitor insight dan customer insight yang cermat. Tidak cukup lagi perusahaan 'hanya' sekadar menyusun marketing plan.
Menyusun strategi kompetisi harus didahului dengan proses memahami secara detail kebutuhan, keinginan dan ekspektasi konsumen serta program promosi yang lebih diterima dan disukai konsumen. Melalui competitor insight maka akan diperoleh pemahaman mendalam atas profil kompetitor dan rencana pergerakannya secara lebih dini.
Rencana gerakan kompetitor meliputi rencana peluncuran produk baru, promosi dan bahkan perubahan personil kompetitor. Melalui customer insight dapat diketahui pula keinginan dan harapan konsumen, serta. Melalui customer insight dapat diketahui dengan tepat apa saja keinginan dan harapan sang pelanggan, sehingga akhirnya dapat dibuat produk atau jasa sesuai dengan keinginan pelanggan,
Kemungkinan kedua, perusahaan dapat "terbunuh" oleh perubahan lingkungan kompetisi. Jika semua sekolah menetapkan kebijakan bahwa murid-muridnya harus memakai sepatu seragam yang disediakan khusus oleh sekolah, maka akan "mati"-lah produsen sepatu yang sudah memproduksi sejumlah besar model sepatu sekolah untuk tahun ajaran baru.
Kemungkinan ketiga, "terbunuh" oleh diri sendiri. Ini tidak berarti bunuh diri. Perusahaan bisa saja terjebak oleh pengalaman masa lalunya sendiri. Pola pikir 'mengencangkan ikat pinggang' yang berarti menekan habis pengeluaran biaya tidak bisa disandarkan pada asumsi bahwa telah terjadi keborosan di masa lalu. Karena kalau semata alasan itu saja yang mendasari pengencangan ikat pinggang, bisa jadi 'perut' perusahaan benar-benar 'kepencet' dan perusahaan akan benar-benar kempes dan malah mati.
Lagipula, dengan hanya menengok ke masa lalu, tidak mungkin terjadi perkembangan radikal yang sesungguhnya sangat dibutuhkan oleh sebuah bisnis yang sedang menghadapi persaingan sengit.
Kalau hanya mematok pertambahan pendapatan tahun ini sebesar 10% dari pendapatan yang diperoleh tahun lalu, maka tidak mungkin sebuah usaha kecil yang tadinya hanya beternak jangkrik kini dapat sukses memperluas bisnisnya menjadi eksportir sarang burung walet dan bahkan sudah pula mempunyai pabrik pengolahan buah kaleng.
Agar tidak terbunuh
Tentu tidak ada perusahaan dan personelnya yang mau 'terbunuh'. Semuanya pasti ingin sukses bersaing. Hanya saja kesuksesan bersaing tidak datang begitu saja. Perlu dilakukan berbagai hal seperti:
Berpikir inovatif
Mengajak tim kerja untuk duduk bersama dan melakukan brainstorming atas tren yang akan terjadi di masa depan merupakan salah satu cara untuk memacu pemikiran yang berbeda, yang inovatif, yang out of the box. Dengan cara ini pulalah peternak jangkrik tadi bisa sukses menjadi eksportir dan pemilik pabrik pengolahan pangan. Tentu saja dalam hal ini diperlukan komitmen perusahaan untuk menghargai ide-ide yang muncul, dan mendukung ide baru yang telah disetujui tim.
Menciptakan value
Jika ada yang beranggapan bahwa perusahaannya pasti akan tetap jaya karena ia lebih berkompeten daripada kompetitor, maka perusahaan ini menghadapi masalah. Dewasa ini kompetensi saja tidaklah cukup, karena kompetitor pun dapat meningkatkan kompetensi dirinya.
Pelaku bisnis harus mampu memberikan cita rasa atau value tersendiri pada produknya. Oleh karena itu kompetensi yang ada harus dilengkapi pula dengan kreativitas dan kemampuan untuk menciptakan value.
Agar membangun dan terus membangun tidak hanya merupakan sarana agar "tidak terbunuh", tetapi juga merupakan cara agar perusahaan tetap eksis dan bermanfaat buat stakeholder-nya
Krisis ekonomi beberapa tahun lalu masih menyisakan memori yang kurang mengenakkan. Semua pihak masih was-was. Perbankan dan pemerintah, dan bahkan juga pelaku bisnis properti, menjadi lebih berhati-hati untuk mengembangkan bisnisnya.
Tetapi apakah kehati-hatian yang sangat tinggi tersebut perlu terus berlanjut? Apakah lalu pembangunan perlu direm? Tentu saja tidak, karena masyarakat, pemerintah, dan pelaku bisnis memerlukan pembangunan properti secara terus-menerus. Pelaku bisnis peroperti, seperti juga PT Bakrieland Development, harus terus membangun. Dengan terus membangun maka perusahaan bisa terus bertahan dan tetap maju
Sebaliknya, perusahaan bisa "terbunuh" jika tidak melakukan dan mendorong kemajuan bisnisnya, meskipun situasi sedang sulit. Beberapa kemungkinan terburuk terjadinya situasi "terbunuh" atau "saling bunuh' dalam kompetisi bisnis adalah: "terbunuh" kompetitor, "terbunuh" perubahan lingkungan kompetisi, atau "terbunuh' diri sendiri".
Kemungkinan pertama, yaitu "terbunuh" oleh kompetitor merupakan kondisi yang paling mudah terlihat, dan oleh karena itu selayaknya kondisi ini paling mudah untuk diantisipasi dan diatasi. Agar tidak terbunuh oleh kompetitor maka pengelola perusahaan dan segenap personilnya perlu terus menerus melakukan penyempurnaan strategi kompetisi berdasarkan rumusan competitor insight dan customer insight yang cermat. Tidak cukup lagi perusahaan 'hanya' sekadar menyusun marketing plan.
Menyusun strategi kompetisi harus didahului dengan proses memahami secara detail kebutuhan, keinginan dan ekspektasi konsumen serta program promosi yang lebih diterima dan disukai konsumen. Melalui competitor insight maka akan diperoleh pemahaman mendalam atas profil kompetitor dan rencana pergerakannya secara lebih dini.
Rencana gerakan kompetitor meliputi rencana peluncuran produk baru, promosi dan bahkan perubahan personil kompetitor. Melalui customer insight dapat diketahui pula keinginan dan harapan konsumen, serta. Melalui customer insight dapat diketahui dengan tepat apa saja keinginan dan harapan sang pelanggan, sehingga akhirnya dapat dibuat produk atau jasa sesuai dengan keinginan pelanggan,
Kemungkinan kedua, perusahaan dapat "terbunuh" oleh perubahan lingkungan kompetisi. Jika semua sekolah menetapkan kebijakan bahwa murid-muridnya harus memakai sepatu seragam yang disediakan khusus oleh sekolah, maka akan "mati"-lah produsen sepatu yang sudah memproduksi sejumlah besar model sepatu sekolah untuk tahun ajaran baru.
Kemungkinan ketiga, "terbunuh" oleh diri sendiri. Ini tidak berarti bunuh diri. Perusahaan bisa saja terjebak oleh pengalaman masa lalunya sendiri. Pola pikir 'mengencangkan ikat pinggang' yang berarti menekan habis pengeluaran biaya tidak bisa disandarkan pada asumsi bahwa telah terjadi keborosan di masa lalu. Karena kalau semata alasan itu saja yang mendasari pengencangan ikat pinggang, bisa jadi 'perut' perusahaan benar-benar 'kepencet' dan perusahaan akan benar-benar kempes dan malah mati.
Lagipula, dengan hanya menengok ke masa lalu, tidak mungkin terjadi perkembangan radikal yang sesungguhnya sangat dibutuhkan oleh sebuah bisnis yang sedang menghadapi persaingan sengit.
Kalau hanya mematok pertambahan pendapatan tahun ini sebesar 10% dari pendapatan yang diperoleh tahun lalu, maka tidak mungkin sebuah usaha kecil yang tadinya hanya beternak jangkrik kini dapat sukses memperluas bisnisnya menjadi eksportir sarang burung walet dan bahkan sudah pula mempunyai pabrik pengolahan buah kaleng.
Agar tidak terbunuh
Tentu tidak ada perusahaan dan personelnya yang mau 'terbunuh'. Semuanya pasti ingin sukses bersaing. Hanya saja kesuksesan bersaing tidak datang begitu saja. Perlu dilakukan berbagai hal seperti:
Berpikir inovatif
Mengajak tim kerja untuk duduk bersama dan melakukan brainstorming atas tren yang akan terjadi di masa depan merupakan salah satu cara untuk memacu pemikiran yang berbeda, yang inovatif, yang out of the box. Dengan cara ini pulalah peternak jangkrik tadi bisa sukses menjadi eksportir dan pemilik pabrik pengolahan pangan. Tentu saja dalam hal ini diperlukan komitmen perusahaan untuk menghargai ide-ide yang muncul, dan mendukung ide baru yang telah disetujui tim.
Menciptakan value
Jika ada yang beranggapan bahwa perusahaannya pasti akan tetap jaya karena ia lebih berkompeten daripada kompetitor, maka perusahaan ini menghadapi masalah. Dewasa ini kompetensi saja tidaklah cukup, karena kompetitor pun dapat meningkatkan kompetensi dirinya.
Pelaku bisnis harus mampu memberikan cita rasa atau value tersendiri pada produknya. Oleh karena itu kompetensi yang ada harus dilengkapi pula dengan kreativitas dan kemampuan untuk menciptakan value.
Agar membangun dan terus membangun tidak hanya merupakan sarana agar "tidak terbunuh", tetapi juga merupakan cara agar perusahaan tetap eksis dan bermanfaat buat stakeholder-nya
0 Comments