January
12
JALAN KAKI MENJINAKKAN 9 PENYAKIT
Oleh: Dr. Handrawan Nadesul, Dokter Umum.
1. Pertama-tama tentu menekan risiko serangan jantung. Kita tahuotot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroneryang memberinya makan) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darahtanpa henti. Untuk itu, otot jantung membutuhkan aliran darah yang lebihderas dan lancar. Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas aliran darahke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot jantungterpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup. Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatihmenguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuhyang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatanberjalan kaki tergopoh-gopoh! itu. Hasil akhirnya, tekanan darahcenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yang bisaberakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan berkurang.Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai sponspenyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan berjalan kakitergopoh-gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang dapat meningkatkankadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki tergopoh-gopohtercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung menjadi tinggalseparuhnya.
2. Kendati manfaat berjalan kaki tergopoh-opoh terhadap strokepangaruhnya belum senyata terhadap serangan jantung koroner, beberapastudi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tengok saja bukti alaminenek-moyang kita yang lebih banyak melakukan kegiatan berjalan kakisetiap hari, kasus stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Salah satustudi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yangdalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jamdalam seminggu, risiko mereka terserang stroke menurun duapertiga.
3. Berat badan stabil. Ternyata dengan membiasakan berjalan kakirutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kaloriterbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang mungkin adaakan terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikanberat badan tidak terjadi.
4. Menurunkan berat badan juga. Ya, selain berat badandipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan, bisaditurunkan dengan melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itusecara rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit akan dibakar bila rajinmelakukan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam.
5. Mencegah kencing manis. Ya, dengan membiasakan berjalan kakimelaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyatadapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnyapada mereka yang bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes andGigesive & Kidney Diseases). Sebagaimana kita tahu bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perluminum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala.Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan(brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berarti bahwa berjalan kakitergopoh-gopoh sama manfaatnya dengan obat antidiabetes.
6. Mencegah osteoporosis. Betul. Dengan gerak badan dan berjalankaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkantulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak badandiperlukan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak cukupekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambatproses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukanwaktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi agar terbebas dariancaman osteoporosis. Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsikalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dariancaman pengeroposan tulang.
7. Meredakan encok lutut. Lebih sepertiga orang usia lanjut diAmerika mengalami encok lutut (osteoarthiris) . Dengan membiasakan diriberjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam kolam renang, keluhannyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang mengidap encok lutut,kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling, tidak setiaphari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk memulihkandiri. Satu hal yang perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki:jangan keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakinbertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kianmenipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudahseperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami goncanganyang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk.Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagalberperan sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berarti senditetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bilaberlari atau melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi, lalumencetuskan serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi padamereka yang berisiko terkena gangguan sendi.Munculnya nyeri sendi sehabis melakukan kegiatan berjalan kaki, bisajadi lantaran keliru memilih jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerekmenentukan kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki.Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumahsekalipun, bisa memperburuk kondisi sendi-sendi tungkai dan kaki, akibatbeban dan goncangan yang harus dipikul oleh sendi.
8. Ternyata bergerak badan dengan berjalan kaki cepat juga membantupasien dengan status depresi. Berjalan kaki tergopoh-gopoh bisamenggantikan obat antidepresan yang harus diminum rutin. Studi ihwaltarbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10tahun.
9. Kanker juga dapat dibatalkan muncul bila kita rajin berjalankaki, setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma). Kitatahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buangair besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannyatinja lebih lama di saluran pencernaan. Studi lain juga menyebutkanperan berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kankerpayudara
Oleh: Dr. Handrawan Nadesul, Dokter Umum.
1. Pertama-tama tentu menekan risiko serangan jantung. Kita tahuotot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroneryang memberinya makan) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darahtanpa henti. Untuk itu, otot jantung membutuhkan aliran darah yang lebihderas dan lancar. Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas aliran darahke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot jantungterpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup. Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatihmenguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuhyang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatanberjalan kaki tergopoh-gopoh! itu. Hasil akhirnya, tekanan darahcenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yang bisaberakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan berkurang.Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai sponspenyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan berjalan kakitergopoh-gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang dapat meningkatkankadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki tergopoh-gopohtercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung menjadi tinggalseparuhnya.
2. Kendati manfaat berjalan kaki tergopoh-opoh terhadap strokepangaruhnya belum senyata terhadap serangan jantung koroner, beberapastudi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tengok saja bukti alaminenek-moyang kita yang lebih banyak melakukan kegiatan berjalan kakisetiap hari, kasus stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Salah satustudi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yangdalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jamdalam seminggu, risiko mereka terserang stroke menurun duapertiga.
3. Berat badan stabil. Ternyata dengan membiasakan berjalan kakirutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kaloriterbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang mungkin adaakan terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikanberat badan tidak terjadi.
4. Menurunkan berat badan juga. Ya, selain berat badandipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan, bisaditurunkan dengan melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itusecara rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit akan dibakar bila rajinmelakukan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam.
5. Mencegah kencing manis. Ya, dengan membiasakan berjalan kakimelaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyatadapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnyapada mereka yang bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes andGigesive & Kidney Diseases). Sebagaimana kita tahu bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perluminum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala.Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan(brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berarti bahwa berjalan kakitergopoh-gopoh sama manfaatnya dengan obat antidiabetes.
6. Mencegah osteoporosis. Betul. Dengan gerak badan dan berjalankaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkantulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak badandiperlukan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak cukupekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambatproses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukanwaktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi agar terbebas dariancaman osteoporosis. Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsikalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dariancaman pengeroposan tulang.
7. Meredakan encok lutut. Lebih sepertiga orang usia lanjut diAmerika mengalami encok lutut (osteoarthiris) . Dengan membiasakan diriberjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam kolam renang, keluhannyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang mengidap encok lutut,kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling, tidak setiaphari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk memulihkandiri. Satu hal yang perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki:jangan keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakinbertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kianmenipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudahseperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami goncanganyang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk.Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagalberperan sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berarti senditetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bilaberlari atau melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi, lalumencetuskan serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi padamereka yang berisiko terkena gangguan sendi.Munculnya nyeri sendi sehabis melakukan kegiatan berjalan kaki, bisajadi lantaran keliru memilih jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerekmenentukan kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki.Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumahsekalipun, bisa memperburuk kondisi sendi-sendi tungkai dan kaki, akibatbeban dan goncangan yang harus dipikul oleh sendi.
8. Ternyata bergerak badan dengan berjalan kaki cepat juga membantupasien dengan status depresi. Berjalan kaki tergopoh-gopoh bisamenggantikan obat antidepresan yang harus diminum rutin. Studi ihwaltarbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10tahun.
9. Kanker juga dapat dibatalkan muncul bila kita rajin berjalankaki, setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma). Kitatahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buangair besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannyatinja lebih lama di saluran pencernaan. Studi lain juga menyebutkanperan berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kankerpayudara
0 Comments